Jumat, 21 November 2014

Ingin Naik Haji, Tanamlah Pohon Jati

Pagi ini setelah sarapan, anak-anak saya ajak pergi ke kebun. Mumpung libur dan belum puasa, dimanfaatkan untuk bersih-bersih.

Teringat peristiwa yang melatarbelakangi adanya kebun jati ini.
Sekitar tahun 2007, siang itu menunggu teman-teman untuk kajian. Iseng kubuka selembar koran yang berada di lantai masjid. Perhatianku langsung tertuju pada kolom tausiyah seorang ustadz. Lupa, arifin ilham ato uje ya. Bahasannya singkat, padat namun sangat mengena. Ustadz itu menasehati tentang niat dan keinginan naik haji. Tak ada yang tidak mungkin jika kita mau dan berusaha diiringi doa.

Jika ingin naik haji tanamlah pohon jati. Sebuah pohon jati tak perlu banyak perawatan, cukup tanam dan tunggu 25tahun lagi ia dapat digunakan untuk naik haji. Ayo ke pekarangan, dan tanamlah pohon jati sekarang.
Begitu kira-kira nasehat dari sang ustadz.

Subhanallah, nasehat itu begitu membekas di hatiku. Usaha, intinya. Doa sebagai pendorongnya. Ingin segera pulang dan menanam jati di pekarangan. Tapi masalahnya, tak ada tempat kosong lagi di pekarangan.
Tekat sudah bulat, harus mencari pekarangan dulu untuk bisa menanam jati.
Pertolongan Allah datang. Ada tetangga menawarkan tanah pekarangan yang jaraknya hanya 50m dari rumah. Padahal tak ada uang tapi diiyakan. Ketika niat, usaha, doa disatukan kemudahan-kemudahan terasa didekatkan.

Jadilah kini sebuah kebun dengan sekitar 40 sampai 50 jati di dalamnya. Hmm, tak terasa telah 7 tahun jati-jati ini tumbuh. Inginnya segera besar agar bisa segera pergi ke tanah suci. Namun memang harus bersabar.

Allah maha kaya, ini hanya sekedar ikhtiar seorang hamba. Yakin rezeqi bisa datang dari arah yang tak di sangka-sangka. Hingga tak perlu menunggu jati-jati ini menua.

Ingin naik haji? Tanamlah pohon jati

Labbaikallah humma labbaik..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar