Sabtu, 31 Desember 2011

Evaluasi di Awal Tahun

on Sunday, January 1, 2012 at 10:34am
 
Meski pergantian tahun ini bukan milik kita, umat islam, namun tidak ada salahnya kita mengambil hikmah terbaik dari setiap keadaan dan kejadian.
Karena kebanyakan dari sifat manusia selalu membutuhkan moment untuk melakukan sebuah momentum dalam kehidupannya.

Muhasabah, instropeksi diri adalah hal yang selayaknya kita lakukan diawal pergantian tahun ini. Usia semakin bertambah merangkak tua. Bertambah 1 lagi bilangan umur kita. Yang pada hakekatnya berkuranglah jatah waktu kita selama di dunia.

Tenggok ke belakang, apa yang telah kita lakukan dan kita torehkan di tahun lalu. Sudah banyakkah impian dan cita-cita yang terlaksana? Sudah banyakkah amal yang kita tabung untuk kehidupan yang lebih lama?
Atau setahun lalu yang kita kejar baru keberhasilan untuk duniawi saja? Belum ada satu pun proyek untuk akherat?

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)

Menata kehidupan, men-setting ulang rencana dan strategi menghadapi tahun yang baru datang, layak segera kita lakukan.
Telahkah kita buat target dan planning di tahun baru ini?
Mari kita tulis apa-apa yang akan kita lakukan. Tulis dan laksanakan. Jikalau perlu buat tulisan besar di ruang kerja kita atau di kamar tidur kita target yang akan kita capai untuk memacu semangat dan memotivasi gerak langkah kita.
Misal : tahun ini aku harus lulus kuliah, maka semangat dalam belajar, tahun ini aku akan menjadi karyawan teladan, atauTahun ini aku akan selalu sholat di awal waktu, tahun ini aku akan banyak berinfak, tahun ini aku akan mulai menabung untuk naik haji. Untuk yang satu ini pasanglah gambar kota mekah beserta kabah agar kita selalu bersemangat untuk bisa menunaikan ibadah haji.

Rencana yang telah kita buat, mimpi-mimpi yang kita rajut akan tiada artinya jika tanpa usaha dan kerja untuk mencapainya.

Setiap detik, setiap waktu yang kita habiskan seharusnya memberi makna dalam kehidupan kita, baik bagi dunia ataupun akherat kita. Tak ada waktu yang terbuang sia-sia.

"Barang siapa yang keadaan amalnya hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka ia terlaknat. Barang siapa yang hari inii sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung." (HR. Bukhari)

Maka, jadilah manusia yang beruntung.

Sabtu, 17 Desember 2011

Dan Malaikat pun Meng-Amin-i Doamu

on Friday, December 16, 2011 at 3:25pm

Setiap manusia pasti memiliki harapan dan keinginan dalam hidupnya.
Dalam meraih keinginan dan harapan itu tidaklah cukup dengan mengandalkan kekuatan raga dan usaha serta kerja keras kita. Tuhan telah memberi kita "sebuah senjata" untuk melengkapi setiap usaha yang kita lakukan, yaitu doa.

Doa merupakan wujud pengakuan seorang hamba akan adanya kekuatan lain yang luar biasa di luar kemampuan diri. Doa merupakan wujud penyerahan diri seorang hamba kepada tuhannya. Dan doa merupakan permohonan hamba yang merasa lemah dan tak berdaya di hadapan Sang Pencipta.

Kala diri merasa tak lagi mampu berupaya, seorang hamba akan datang menghiba di hadapan tuhannya.
Mengadukan segala keluh kesah dan beban yang menghimpit kehidupannya.
Mengharap tuhan mengabulkan semua doa-doa yang terlontar dari getaran bibir dan diantara derai air matanya.

Namun, terkadang tak setiap doa disegerakan terkabulnya oleh tuhan. Karena tuhanlah yang tahu apa yang terbaik yang akan diberikan.
Maka dari itu, carilah celah agar tuhan mau dan mengabulkan doa-doa yang kita lantunkan.

Sabda Nabi, "Tidak ada seorang muslim pun yang mendo’akan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama”.
 [Hadits Riwayat Muslim No. 4912]

Mendoakan saudara kita tanpa sepengetahuannya adalah salah satu cara agar doa kita "mendapat perhatian ekstra" dari tuhan. Bagaimana tidak, karena malaikat pun akan mendoakan kita hal yang sama seperti apa yang kita doakan buat saudara kita tersebut.

Bukan hanya itu, malaikat pun akan meng- amin-i doa bagi orang yang mendoakan saudaranya.

“Tidaklah seorang muslim berdoa untuk saudaranya yang tidak dihadapannya, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya berkata:”Amin, dan bagimu seperti yang kamu doakan.” (Muslim)

Seperti halnya kisah Fatimah Az-Zahra putri terkasih rasulullah, di serba keterbatasannya ia tak pernah berdoa untuk dirinya sendiri. Namun ia selalu berdoa untuk orang lain.

Sehingga berdoalah yang baik-baik saja untuk semuanya. Jangan sampai doa buruk keluar dari mulut dan hati kita. Karena pada hakikatnya doa itu untuk diri kita juga.

Maka, tatkala malam mulai beranjak pekat.
Sunyi pun kian merambat senyap.
Lantunkan sebaris doa untuk saudara-saudara tercinta.....
Malaikat akan mendoakan "untukmu juga hal yang sama"

Dan malaikat pun meng-amin-i doamu

Rabu, 07 Desember 2011

Dirimu yang Paling Banyak Rugi, Adikku

on Wednesday, December 7, 2011 at 3:24pm

Adikku yang tersayang.....
Ijinkan kakakmu ini mengungkapkan rasa yang sekian lama terpendam. Bukan karena kakak iri atas kemajuan zaman yang telah membawamu pergi jauh dari kebiasaan, tapi karena sebuah keprihatinan akan hilangnya sebuah adab dan kesantunan.

Adikku.....
Memang zaman telah berubah, dulu bukan lagi sekarang. Namun bukan berarti apa-apa yang masa kini itu baik bagi dirimu. Bukan berarti semua yang berbau masa lalu adalah kuno, jadul dan tak lagi pantas untuk disematkan dalam kehidupan yang kau sebut modern.

Adikku sayang.....
Tahukah kau, jika zaman kakak dulu para gadis begitu malu jika berjalan berdua saja dengan pria. Apalagi duduk berduaan, bergoncengan, berpegangan erat pada pinggang. Tapi kini, setiap hari itu kau lakukan. Tanpa ada rasa malu ataupun risih ketika di pandang orang.

Adikku....
Maukah kau mendengar sekilas ceritaku. Saat kakak naik bis yang penuh berjubel, segerombolan pemuda tanggung dengan seragam SMA nya asik bercanda dan berkelakar.
Sebuah obrolan tertangkap di telinga kakak. "Eh, Bud, Kamu pacaran sama Linda 5 bulan sudah dapat apa?"
Masya Alloh adikku, seperti itukah dirimu di mata para lelaki tanggung itu?
Sepertinya tak ada lagi harga diri yang melindungi pesonamu.

Adikku yang tersayang.....
Air mata kakak tak lagi dapat kakak tahan. Sedemikian parahkah dan rendahkah dirimu di mata para lelaki?
Dirimu yang harusnya dihormati, dihargai dan di jaga sebagai wanita yang mulia, tapi diremehkan sedemikian rupa.

Adikku sayang.....
Jangan hanya salahkan para lelaki yang memandang hina pada dirimu. Namun cobalah tenggok dirimu, pribadimu, sikapmu, dan pakaianmu. Apakah memang sudah kau jaga itu?

Setiap diri di lihat secara utuh adikku. Mulai dari tampilan luar sampai tingkah laku. Bagaimana kau akan dihargai jika bajumu mengundang lelaki untuk mengodamu? Pakaian adikmu pun kau pakai hingga begitu pas di badanmu. Jangan salahkan tangan usil yang mencolekmu jika rok yang kau kenakan kehabisan bahan. Hingga 80% kakimu kelihatan.

Adikku.....
Tahu kah kau jika semua yang terjadi padamu akan kau bawa sampai seumur hidupmu?
Dan semua orang akan mengingat itu. Tapi tidak bagi para lelaki. Mereka akan mudah pergi dan dilupakan apa yang telah mereka perbuat. Wanita selalu menanggung aib untuk seumur hidupnya. Meski ia telah tobat dan berubah namun di mata masyarakat ia tetap cacat.

Maka adikku sayang....
Jagalah dirimu sendiri. Jangan biarkan orang memandangmu remeh dan hina. kau adalah bunga yang mempesona. Yang dijaga oleh pagar malu dan duri harga diri. Sehingga tak akan ada kumbang yang berani menyentuhmu sebelum masanya tiba.
Jagalah rasa malumu, sopan santunmu. Maka semua orang akan menghormatimu dan segan padamu.
Jadilah kau wanita yang mempesona.

Minggu, 04 Desember 2011

SOLUSIKAH?

on Saturday, December 3, 2011 at 4:16pm

Beberapa hari yang lalu adalah Hari AIDS sedunia. Yang oleh banyak masyarakat khususnya pedesaan sama sekali tidak mengetahui apa itu hari AIDS sedunia. Meski iklan dan sosialisasi telah dilakukan oleh berbagai pihak, terutama pemerintah.

Di beberapa kota, peringatan hari AIDS sedunia dilakukan dengan membagikan bunga dan brosur tentang bahaya AIDS dan cara penularannya. Tapi ada juga di beberapa kota yang menambah dengan membagikan, maaf kondom.
Sebuah benda yang untuk menyebutkan saja rasanya terasa risih di telinga.

Simak saja komentar ibu - ibu yang di lansir sebuah surat kabar saat dibagikan "benda" itu di pasar. "Apa ini nak?" tanya polos seorang nenek, yang di jawab dengan kelakar oleh seorang bapak, "Itu permen Mbah".

Sungguh miris, di negeri kita yang notabene mayoritas adalah muslim tetapi menduduki peringkat cukup atas untuk pengidap HIV positif nya.

Namun yang lebih miris lagi, pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi kita, di pinggir jalan, di pertokoan, di pasar-pasar membagikan "benda itu" kepada semua orang!
Mungkin niatnya bagus agar penularan HIV tidak semakin menjadi. Namun apa mereka tidak takut niat baik itu disalahartikan dengan melegitimasi "hubungan bebas" tanpa ikatan? "Bergonta-ganti pasangan" seperti di negara-negara barat?

Apakah benda itu bisa jadi solusi pencegahan virus HIV???

Mungkin penyakit ini adalah sebuah hukuman bagi manusia atas pelanggaran berat yang telah menjadi hal biasa.
Zina adalah awal mula adanya penyakit ini. Padahal jelas dalam kitabNya Tuhan melarang perbuatan ini, bahkan mendekati saja itu telah dilarangNya.
" dan janganlah kamu mendekati zina......"
Maka jikalau itu telah dilanggar dan dijadikan hal biasa jangan menyalahkan Tuhan yang telah menciptakan penyakit ini, tetapi sadarlah bahwa itu adalah ulah dari manusia sendiri.

"Benda itu" bukan solusi. Tetapi kembali ke jalan Tuhan itu adalah solusi. Jangan biarkan anak-anak remaja kita mendekati zina. Berpacaran adalah salah satunya. Kalau di depan umum saja pemuda dan pemudi kita berani berpacaran yang mengarah pada hal-hal yang tidak sepantasnya, apalagi di tempat sepi? Sampai kapan "pembiaran" ini akan terus berlanjut?

Takutlah kita akan ancaman dari Tuhan Yang Maha Kuasa:
"Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya"(QS. Al Anfal [25])

Maka jangan berdiam diri saja, lakukan tindakan preventif sekemampuan kita.

Mari kita cegah AIDS dengan SADAR AGAMA!