Rabu, 03 Oktober 2012

Seberapa Pantas Kita

on ‎‎Thursday, September 27, 2012‎ at ‎10:33am‎ ·‎

Ketika dalam kesulitan, ketika hati dalam ketakutan, kegelisahan, kita sering berujar, "laa tahzan. Innalloha ma'ana"
(jangan sedih. Sesungguhnya Alloh beserta kita)
Bagaimana kita mengatakan, "innalloha ma'ana"  jika kita tak pernah menjalankan perintahNya?
Jika kita berlumur dosa?

Pantaslah Nabi Muhammad SAW mengatakan, "innalloha ma'ana" untuk menenangkan Abu Bakar yang ketakutan
saat para kafir hampir masuk ke mulut gua tempat persembunyian pada peristiwa hijrah.
Karena nabi kekasih Alloh, menghabiskan seluruh waktunya untuk dakwah, menyebarkan kalimat Alloh, mengisi hidupnya dengan ibadah.

Pantaslah Umar bin khottob mengatakan, "innalloha ma'ana"
sebab setiap malam setelah memanggul gandum untuk dibagikan pada rakyatnya,
dia berdiri menghadap tuhannya dan terpekur menyesali dosa-dosanya hingga pagi tiba.

Layak bagi Asma' binti Abu Bakar mengatakan, "innalloha ma'ana"
karena dalam kepayahan mengandung, ia mendaki bukit demi orang terkasih, Rosululloh Muhammad SAW.
Memasok bekal makanan tanpa takut ancaman kaum kafir yang akan membunuh siapa saja yang membantu nabi.

Lalu siapakah kita?
pantas dan layakkah kita mengatakan, "innalloha ma'ana"??
Sedang sholat kita di sisa waktu yang ada, setiap saat bergelimang dosa.
Siang kita sibuk dengan urusan dunia, malam pun waktu habis di atas empuknya kasur busa.
Meski bangun qiyamul lail hanya sedikit rakaat yang tertunaikan.
Meski air mata mengalir mengiringi sujud panjang bukan karena menyesali dosa-dosa dan kesalahan,
namun lebih pada sesaknya dada karena beban hidup yang di sandang.
Astaghfirullohal'adzim.....

Lalu tak bolehkah kita yakin akan pertolongan tuhan?

Alloh tak akan pernah menyiakan usaha setiap hambaNya.
Yakin,,,
Memang kita jauh dari Asma', tak se-zuhud Umar, apalagi dari manusia Agung, kekasih Alloh, Muhammad nabi junjungan.
tapi, usaha untuk menjadikan Alloh sebagai tujuan utama hidup kita,
menolong agamaNya, membantu sesama, selalu berusaha memperbaiki kesalahan yang ada,
semoga memantaskan kita untuk mengucapkan, "innalloha ma'ana" (Sesungguhnya Alloh bersama kita)

"Ingatlah sesungguhnya wali-wali Alloh itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati"
"Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa"
"Bagi mereka bertita gembira di dalam kehidupan di dunia (dalam kehidupan) di akherat.
Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Alloh. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar"
QS. Yunus, 62 - 64

*ingatan buat diri sendiri*

Senin, 10 September 2012

Mengapa ku Pinta Maharnya Surat Ar Rahman

on Saturday, August 4, 2012 at 9:43am ·

Mungkin sampai saat ini, engkau masih bertanya-tanya mengapakah waktu itu ku pinta padamu sebagai maharku hafalan surat Ar Rahman.
Karena sampai saat ini belum pernah kuceritakan padamu apa yang menjadi alasanku melakukan itu.

Dulu, ketika aku baru saja lulus SMA, seorang teman mengajakku mengikuti sebuah acara di UNS untuk anak Rohis. Sebelumnya aku enggan berangkat karena aku telah lulus sekolah. Namun karena masih ada satu quota dari sekolahnya yang belum terisi akhirnya kuputuskan untuk mengikutinya.

Acara demi acara kuikuti dengan seksama. Subhanalloh, seperti membuka mata dan hatiku kembali setelah agak lama terkunci. Dan saat yang sangat luar biasa bagiku terjadi malam itu.
Saat kami dibangunkan sholat malam.
Di masjid Nurul Huda kami berdiri bersama. Suasana menjadi syahdu saat imam mulai membaca surat al Fatihah.
Suaranya begitu indah dan merdu. Penuh penghayatan.
Hingga ketika sebuah surat dibacakan hatiku semakin bergetar...
"Ar Rahman... 'Alamal quran...Kholaqol insaan...'alamahul bayaan.."

Masya Alloh surat apa ini, baru pertama ku dengar.
Meski hanya sepotong-potong yang kupahami, namun mampu membuat hatiku semakin tak menentu.
Semakin lama semakin kuat bergetar hatiku. Dan tanpa kusadari air mataku jatuh sendiri.
Ku coba menahan agar tangisku tak keluar namun membuat tubuhku ikut bergetar.
Semakin kuat hingga seperti orang kedinginan. Dan isak pun tak mampu lagi ku tahan.

Dan di setiap ayat "Fabiayyi'alaairobbi kumaa tukaddzibaan..." di lafadzkan dengan getar dan isak yang ditahan seperti menusuk hati dan jantungku. Membuat ku merasa sangat kecil, lemah dan tak berdaya.
Seperti sedang dihakimi dihadapanNya. Membuatku semakin dalam tersungkur dalam sujud panjang.
Sepanjang sholat malam air mataku tumpah ruah, menyadari begitu besar kasih dan cintaNya.
Sedang aku selalu menduakanNya.

Sampai subuh usai, air mata tetap mengalir menganak sungai.
Meski tak ada lagi isak menyertainya. Ia jatuh dengan sendirinya bersama sesal atas segala shilaf dan alpa.
Saat itu azzam terpatri dalam hati, tak akan lagi kubiarkan diri dalam kesiaan yang tak pasti.
Akan kuserahkan hidup dan mati di jalan Illahi.

Sebuah keinginan pun muncul dalam hati, pada siapa pun nanti yang akan menjadi pendamping diri dalam jalan dakwah ini ku pinta sebagai maharnya hafalan surat Ar Rahman.
Sebuah harap terbersit sifat Ar Rahman bersemayam dalam jiwanya.
Karena aku sadar dengan segala kekurangan diri, hanya dia yang sabar dan penyayang yang mampu membimbingku meniti jalan dahwah ini menuju jannah Illahi.

Itulah mengapa ku pinta padamu maharnya hafalan Surat Ar Rahman,,...

Semoga Alloh selalu merahmati keluarga kita.
Aamiin

(H-19)

Kamis, 19 Juli 2012

Raih Ramadhanmu

on Friday, July 20, 2012 at 11:23am ·

Bulan Ramadhan telah di depan mata. Sekian lama menunggu akhirnya datang juga.
Selayaknya kita mempersiapkan diri agar dapat meraih manfaat dan hikmah dari bulan mulia,
sehingga bukan hanya lapar dan dahaga saja yang kita dapatkan. Alangkah meruginya.

"Betapa banyak orang berpuasa tapi tidak mendapat (pahala) apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar, dan betapa banyak orang shalat malam (tarawih) tapi tidak mendapatkan apa-apa selain begadang saja"
(HR. An Nasai)

Namun, jangan pula ghiroh (semangat) yang ada kita habiskan diawal puasa.
Ibarat pepatah Jawa, "obor-obor blarak".
Blarak adalah daun kelapa kering, yang jika di obong (di bakar) langsung terbakar. Menyala-nyala, namun hanya sebentar saja, lalu padam seketika.
Semangat di hari-hari pertama lalu kehabisan tenaga dipertengahannya.

Tak perlu menghabiskan energi berlebih, sekemampuan kita. Tapi meningkat dari hari ke hari.
Misal dhuha biasanya hanya 2, jangan lansung 8. Qiyamul lail biasanya 2, jangan langsung 8. Rawatib pun biasanya hanya 4 rakaat jangan lagsung 12.
Tambah 2 rakaat di awal Ramadhan, dan terus meningkat, tambah 2 lagi, tambah 2 lagi.
Begitu agar semangat tak habis di awal "perjalanan"

Tilawah quran pun juga perlu diatur waktunya.
Misal target Ramadha ini 3 kali khatam, maka bagi per harinya berapa yang harus kita selesaikan.
Bagi ikhwan tidak begitu sulit. Tapi bagi akhwat terutama yang telah berkeluarga harus pandai-pandai memanfaatkan waktu yang ada.
Ukhti, Ramadhan kita untuk tilawah tinggal 22 hari, betul?
Maka jika target kita 3 kali khatam = 30 juz : 22 hari = 4,2 juz per hari.....
Masya Alloh??? Sanggup? Insya Alloh.

Sekali duduk 4,2 juz tentu sangat berat. Tanpa tahsin dan tubruk sana sini rata-rata satu juz sekitar 45 menit sampai 1 jam. Maka agar tak terasa memberatkan, tiap habis sholat kita ambil waktu setengah jam untuk tilawah quran. Sisanya kita selesaikan malam sehabis taraweh. Dan jangan menumpuk PR buat dibaca  besok hari.
Karena akan menambah beban di hari berikutnya. Jadi, satu hari azzamkan 4 juz lebih 2 halaman. Harus!

Kerja sama para suami pun turut andil dalam menyukseskan target Ramadhan istri.
Jangan egois mengejar target sendiri. Gantian tilawahnya agar semua mendapat keberkahan Ramadhan mulia.
Beri waktu istri untuk tilawah sejenak, gantian sang suami menjaga anak-anak sambil membaca iqro.
Subhanalloh... Indahnya Ramadhan.

Jangan sampai ada waktu yang tersia. Mari kita manfaatkan dengan mengatur agenda agar tak ada penyesalan di akhirnya.

Marhaban ya Ramadhan....

Azzamkan dalam hati, "Ramadhan kali ini adalah milikku"

Kusambut Hadirmu Sepenuh Jiwaku

on Saturday, July 14, 2012 at 2:50pm ·

Tak terasa tamu Agung yang ditunggu hampir tiba. Insya Alloh, 6 hari lagi bulan Ramadhan tiba. Bulan Agung, bulan mulia. Bulan dicurahkan rahmat, maghfiroh dan syurganya Alloh, bagi hamba-hambaNya yang beriman dan bertaqwa.

Menyambut bulan Suci lagi mulia ini, apakah yang telah kita persiapkan untuk "menjamunya"?
Ataukah cukup berlalu hari seperti biasanya?
Tanpa persiapan dan apa adanya?

Alangkah naifnya kita jikalau seorang tamu mau berkunjung ke tempat kita dan kita tak menyediakan sesuatu apapun juga. Tidak mungkinkan?
Lalu apa yang telah kita siapkan untuk menyambut ramadhan mubarak?

1. Persiapan Jasmani
Siapa bilang ramadhan tak membutuhkan jasad, jasmani yang kuat. Sangat.
Dengan kondisi prima, kita bisa melakukan amalan-amalan wajib di bulan ramadhan. Juga amalan-amalan sunahnya.
Siang bekerja, dengan rasa lapar. Jika tak terbiasa menjadikan tubuh lemas tak berdaya.
Malam tarawih, qiyamul lail (meski ada yang mengabung jadi satu), tadarus al quran, semua membutuhkan kekuatan fisik yang prima.
Jadi, siapkan fisik kita dari sekarang yaa,,, (meski sudah agak terlambat)

2. Persiapan Rohani
Mempersiapkan rohani, hati kita agar tak gagap menyapa ramadhan.
Bisa kita mulai dengan puasa sunnah senin-kamis, qiyamul lail pada malam harinya, tilawah quran kita seringkan juga berusaha menghapalkan.
Hati kita akan tertata bahkan merindu saat-saat hadirnya tiba.
Kerinduan yang dalam ketika berbuka dan merasakan tegukan pertama yang begitu melegakan,
terasa sampai ke hati.
Kerinduan yang mendera ketika berdiri qiyamul lail, kita tak hanya sendiri namun bershaf-shaf saudara-saudara kita turut rukuk bersama.
Kerinduan kumandang quran dari masjid dan surau sahut bersahutan.
Rinduku ya Ramadahan....
Menata hati agar cahaya Illahi meresap masuk ke sanubari saat fajar Ramadhan berseri

3. Persiapan Lingkungan
Rumah dan lingkungan kita tata dan persiapkan. Bukan ketika lebaran akan datang.
Nanti habis waktu kita yang harusnya kita gunakan untuk mendekatkan diri pada Tuhan.
Juga persiapan pernak-pernik lebaran sebaiknya mulai dari sekarang disiapkan.
Baju baru mungkin, terutama yang memiliki anak kecil.
jadi ketika 10 hari terakhir kita bisa konsentrasi untuk ibadah.
Bukan berdesak-desakkan di mall untuk membeli baju baru.

Semoga dipanjangkan usia kita, hingga sampai padanya.

Marhaban ya Ramadhan....

Kamis, 05 Juli 2012

Rindu Kami Padamu tak Bertepi

on Thursday, July 5, 2012 at 9:59pm ·

Mengawali persahabatanku dan penyatuanku dengan Islam ketika ku baca buku 60 Kharakteristik Sahabat Nabi.
Sebuah buku tebal dengan alih bahasa melayu yang agak asing bagiku.

Membaca buku itu membuatku "gila". Tertawa, tersenyum sendiri ketika menjumpai hal-hal lucu.
Dan menangis ketika menemukan kisah-kisah haru sahabat bersama Nabi Muhammad SAW.
Manusia yang sangat dicintai, dikagumi, dan dibanggakan oleh para sahabat.
Hingga nyawa pun mereka korbankan untuk membelanya.

"Abu Bakar, mengapa engkau menangis?" tanya nabi ketika mereka bersembunyi di sebuah gua pada peristiwa hijrah.
Abu Bakar menjawab, "Kakiku di gigit ular ya Rosululloh, aku takut Engkau terbangun maka aku diam saja"
Abu Bakar menahan sakit sampai air matanya mengalir dan menetes pada pipi Rosul  yang tidur di pangkuannya.

Sepotong kisah, ketika sepasukan kaum muslim tertangkap dan akan digantung, mereka ditanya, "Maukah kalian aku bebaskan dengan ganti Muhammad di posisi kalian?"
Dengan lantang panglima muslim menjawab,"Rosululloh tertusuk duri pun kami tak rela apalagi menganti posisi kami".

Subhanalloh, manusia agung seperti apa yang bisa begitu dicintai sahabat-sahabatnya.
Hingga membawaku masuk dan menyelam untuk tahu lebih dalam.
Dan kutemukan jawabnya.

Meski jauh jarak dan waktu namun getar cinta itu begitu terasa tiap membaca kisahnya, membaca kalam-Nya.
Rasa itu pula yang ingin kubagi kepada adik-adik saat sebuah acara jumpa siswa baru dulu di kotaku.

Saat Outbond di pos terakhir, kami setting menjadi acara benteng pertahanan Nabi.
sebuah lingkaran pagar betis dari adik-adik dan kami katakan Rosululloh ada di dalam lingkaran.

Tak sulit bagi kami mengkondisikan mereka karena semalam telah kami putarkan film tentang perjuangan nabi dan para sahabat.
Teriakan kami mulai memanaskan suasana.
"Nabi ada di dalam lingkaran ini adik-adik, relakah kalian jika ia terluka?! Relakah kalian jika ia terkena lemparan batu kami?! Relakah kalian jika ia kami sakiti?!

Suasana kian panas, lemparan bom air kami, rela mereka terima agar tak bisa masuk lingkaran.
Dan ketika aku berhasil menerobos pagar betis itu, tiba-tiba tanganku ditarik.
Dan diluar dugaan, aku di banting, keras!

Masya Alloh, kulihat beberapa teman pun mulai adu 1 lawan 1. Sebelum suasana tak terkendali, kami hentikan dengan teriakan, cukup dhek sadar, istighfar, karena kulihat adik tadi begitu liar.

Perlahan ia mulai sadar, dan memelukku sambil menangis. Gemuruh itu kurasakan.
Sebuah kecintaan dan tak relaan ketika kekasih hati ingin disakiti.
Meski belum pernah berjumpa, meski belum pernah menatap wajahnya.

Dan di akhir acara, ketika penutupan telah selesai, ia hampiri aku, menjabat erat tanganku seraya berkata, "ana uhibbuki fillah".
Subhanalloh....

Ya rasululloh,, rindu kami padamu tak bertepi

Filosofi Jari Tangan buat Sepasang Pengantin

on Wednesday, July 4, 2012 at 4:18pm ·

Memasuki "dunia baru" begitu biasa kita menamai pada pasangan yang baru saja mengikrarkan janji di depan seorang wali dan seorang penghulu.
Hidup yang selama ini dijalani sendiri, kini telah ada teman disisi yang menemani.
Segalanya memang serba "baru"

Agar tak gamang dalam menapaki, ikuti filosofi dari jari-jari yang ada di tangan kita.

1. Filosofi Ibu Jari = Jempol

Jangan pelit untuk mamberi pujian.

Bagi pengantin baru, jangan malu-malu memuji pasangannya. Mungkin masakannya, penampilannya, atau apapun.
Meski kadang pujian itu tidak seperti pada kenyataannya.
Misal, masakan sang istri sebenarnya asin, jangan dikatakan, katakan saja "Masakan adhek enak"
Bohong demikian diperbolehkan dalam islam.
Buat pasangan lama pun harusnya juga demikian.

2. Filosofi Jari Telunjuk

Suami jangan hanya suka memerintah

Tetapi kedepankan sebagai teladan. Tak ada salahnya membantu pekerjaan istri jikalau sedang berada di rumah.
Tak mesti harus selalu dilayani, tetapi lihat juga kondisi istri.
Misal, istri sibuk memasak suami membuat minum sendiri, atau bahkan membantu mencuci.
Rosul saja mencuci baju dan menjahitnya sendiri.

3. Filosofi Jari tengah

Jadilah ditengah-tengah, adil tidak berat sebelah.

Ketika perjalanan waktu, rumah tangga tak seindah diawal perjalanan.
Saat itulah kedewasaan kedua pasangan diuji.
Ketika menghadapi masalah, bersama dihadapi.
Bukan sedikit-sedikit ngambek dan pulang ke rumah orang tua.
Berita apa pun yang diterima diluar, ditabayunkan, dicros-cek ulang.
Bukan malah mengikuti apa-apa yang dikatakan orang.

4. Filosofi Jari Manis

Selalu bersikap manis.

Menyenangkan hati pasangan. Diawal-awal hal ini mudah dilakukan, namun sekian lama waktu berjalan hal ini mungkin mulai dilupakan.
Menjaga sikap agar suami atau istri merasa nyaman. Senyum selalu dikedepankan juga kata-kata dipilih yang manis.
Sehingga keluarga yang sakinah mawaddah warahmah (+barokah) bisa terbina sampai akhir.

5. Filosofi jari Kelingking

Selalu bersikap baik, tidak hanya pada pasangan tetapi juga pada keluarga besar serta meminimalkan keburukan meski kecil.

Hakikat pernikahan adalah menyatukan dua buah keluarga besar.
Sehingga tak ada lagi istilah "mu" dan "ku". Yang ada adalah kita.

Jika jari ini dibalik maka artinya jelek, menghina dan melecehkan.
Jadi jangan sampai kita terbalik-balik dalam bersikap.
Keutuhan dalam berumah tangga itu yang utama
 
Semoga kita bisa menerapkan filosofi ini dalam kehidupan berumah tangga kita.
Aamiin

Senin, 11 Juni 2012

Menderas Asa

Tuesday, June 12, 2012 at 9:28am ·

Dilahirkan menjadi anak yatim bukan pilihanku.
Namun, apa pun itu, inilah takdirku. Dan aku tidak akan menyesali atau pun meratapi keadaanku.
karena aku punya seorang ibu sholehah yang tangguh. Dengan segala keterbatasan fisiknya ia berjuang membesarkanku. Juga merawat kakek dan nenekku yang telah renta.
Wajah ayah pun tak pernah ku lihat, karena Alloh lebih sayang padanya.
Hanya selembar foto sebagai tanda bahwa aku pernah punya seorang ayah.

Meski hinaan dan cemoohan orang tak pernah luput dari pendengaranku, aku tak pernah merasa malu memiliki ibu seperti ummiku. Kerja keras rela ia lakukan untuk menghidupi kami bertiga. Sekali lagi dengan cacat di kedua tangannya tak mampu menghalangi semangatnya mencari uang demi sesuap nasi untukku.
Putri kesayangannya, putri satu-satunya.

Kadang, air mata ini jatuh melihat ummi kepanasan bekerja di ladang. Bersusah payah memegang cangkul dengan kedua tangannya. Keringat mengalir membasahi dahi dan badannya bukti cinta dan pengorbanan tiada tara.

Ummi, akan ku buktikan padamu dan pada abi, putrimu mampu berbakti.
Setiap menerima raport nilaiku termasuk yang tertinggi.
Terima kasih Tuhan, Kau beri aku seorang ummi yang tangguh,
Kau kirim pula sahabat-sahabat ummi yang baik hati.
Hingga aku dapat bersekolah di tempat yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.

Tuhan,,, semoga Kau balas segala jerih payah ummiku dengan jannahMu.
Semoga semakin banyak orang yang mau berbagi untuk anak-anak yatim sepertiku.
Aamiin....

#sebuah kisah nyata seorang anak yatim,,,
saya yakin kelak inilah yang akan ia katakan pada umminya
I Love you cause Alloh, dhek
T_T

Mayoret Inul

on Tuesday, April 10, 2012 at 5:47pm ·

Melihat aksi seorang mayoret (pemimpin drumband)  dengan gaya "goyang ngebor" nya mbak inul membuat hati ini gundah terusik.
Seorang remaja kecil yang kelak beranjak menjadi remaja, tanpa malu bergoyang sepanjang jalan.
Bahkan semakin bangga ketika banyak orang yang bersorak melihat aksinya.

Ini baru latihan. Belum nanti ketika even yang sebenarnya. Dengan baju minim, (maaf: mungkin tak ada 30cm dr pinggang) dan dandanan menor habis, sang mayoret bergoyang semakin erotis. Bahkan regu drum band atau marcing band itu berhenti untuk memperlihatkan aksi goyang sang mayoret. Semua jurus goyang pun dikeluarkan.

Sebuah tanya dalam hati, jika di sekolah saja anak telah diajarkan seperti itu, bagaimana ia kelak?
Seperti sebuah legitimasi, ga masalah goyang sepanjag jalan, kan untuk memeriahkan even sekolahan...

Namun haruskah sampai menggoyang, maaf, pinggul sepanjang jalan???
Bahkan lebih miris lagi, sang pemukul drum pun maju menggoda sang mayoret dan berjoget berpasangan.
Masya Allah....

Bagaimana bisa bapak dan ibu guru memerintah anak didiknya untuk melakukan hal seperti itu?
Tidak perlu pakai dalil agama, dengan adat kebiasaan bangsa Indonesia saja dan Pancasila apa hal itu  bisa dibenarkan?

Sebenarnya Tanpa goyangan heboh sang mayoret, drum band atau marching band sudah bisa menyedot perhatian masyarakat.
jadi untuk apa harus ada "mayoret inul..."

T_T

Kemana Akan Kau Bawa Anakmu

Sekolah dimana pun itu sama saja” ujar seorang ibu.
Banyak orang tua Muslim hanya memikirkan sebatas dunia. Sehingga demi alasan mencari mutu mereka menyekolahkan anak – anak mereka ke sekolah – sekolah yang notabene milik sekolah agama lain.
Akibatnya, anak-anak Muslim yang menempuh pendidikan di sekolah-sekolah non-Islam harus mau menerima pelajaran agama di luar Islam, walau tidak sejalan dengan keyakinan mereka.


Barangkali orang tua Muslim seperti itu menempatkan olah otak dan keterampilan di peringkat sangat tinggi sementara olah batin anak mereka dinomorsekiankan. Yang penting anak jadi pintar.
Lalu akan jadi apa anak – anak kita kelak?
Jika yang ia pelajari agama lain sedang agamanya sendiri tak pernah ia pelajari.

Padahal jelas sekali firman Allah dalam Al Qur’an : Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ
 غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)

Sebuah seruan dari Dzat Yang Maha Agung kepada orang-orang yang beriman, berisi perintah dan peringatan berikut kabar tentang bahaya besar yang mengancam.

Seruan ini ditujukan kepada insan beriman, karena hanya mereka yang mau mencurahkan pendengaran kepada ajakan Allah Subhanahu wa Ta’ala, berpegang dengan perintah-Nya dan mengambil manfaat dari ucapan-ucapan-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan mereka agar menyiapkan tameng untuk diri mereka sendiri dan untuk keluarga mereka guna menangkal bahaya yang ada di hadapan mereka serta kebinasaan di jalan mereka.
Maka dengan apa kita menjaga anak – anak kita dari api neraka jika ilmu agama tidak pernah kita berikan.

Atau ada pula seorang ibu yang berujar, “Yang penting anak saya kelak jadi seorang pegawai”.
Tahukah para orang tua Muslim bahwa kesuksesan adalah cita-cita yang panjang dengan titik akhir di Negeri Abadi? Belumlah sukses jika anak – anak kita menyandang gelar atau jabatan yang tertinggi, atau mengumpulkan kekayaan terbanyak jika tidak disertai  nilai ketaqwaan.
Mungkin itu semua hanyalah jalan menuju ke Kesuksesan Sejati. Atau bahkan, bisa jadi, itu semua malah menjadi penghalang Kesuksesan Sejati.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS 3:185)

Begitulah, hidup ini hanya kesenangan yang menipu, maka janganlah tertipu dengan tolok ukur yang semu. Pancangkanlah cita-cita untuk anak-anak kita di Negeri Abadi, ajarkanlah mereka tentang cita-cita ini.

Bolehlah mereka memiliki beragam cita-cita dunia, namun janganlah sampai ada yang tak mau punya cita-cita Akhirat.
Karena anak adalah amanah dari Allah yang sekaligus sebagai  tabungan bagi kita kelak jika kita telah dipanggil oleh-Nya.
Maka mari kita siapkan, kita bekali anak kita dengan memasukkan mereka ke sekolah – sekolah dimana ia tidak hanya mendapat ilmu dunia akan tetapi juga ilmu akheratnya.

“Setiap amal anak adam akan terputus saat meninggal kecuali tiga perkara: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendo’akan orang tuanya” (HR. Muslim)

Selasa, 03 April 2012

Aku Tahu Kau Benar, Tapi Nafsuku Menghalangiku

on Sunday, April 1, 2012 at 8:58am ·

Semua yang kau katakan itu benar...
Namun kata-kata itu berhenti di tenggorokanku
Seperti Abu Jahal yang setiap malam diam-diam mendengarkan lantunan merdu ayat quran

Aku tahu hanya kejujuran dan kebenaran yang kau sampaikan
Lagi-lagi kalimat itu memudar hilang
Tak ubahnya bangsawan-bangsawan Mekah yang berseru pada Nabiku
"jika aku katakan musuh akan menyerangmu di waktu malam atau pagi, apakah kalian mempercayaiku?" seru Nabi Muhammad.
Mereka pun berucap, "Ya, kami percaya"
Nabi pun melanjutkan, "Sesungguhnya jika kalian masih dalam keadaan demikian, kalian akan celaka"
Dan nafsu mereka yang berkata, "Tabban laka (celakalah engkau)".
Meski dengan kegalauan yang tak bisa disembunyikan

Duhai hati, seruanmu membenarkan setiap kebaikan yang disampaikan
Samar, lambat laun hilang ditelan nafsu yang kubiarkan bertahta di sanubari
Tinggal kegersangan, kehampaan menemani meniti hari

Aku takut untuk kembali
Pun jua tak sanggup untuk terus mengingkari jerit hati

Sebuah tepukan halus di pundakku menyadarkanku, "Sampai kapan kau akan terus berlari?"


#pulanglah duhai hati..... ke istana Kasih nan abadi

Rabu, 21 Maret 2012

Setidaknya Sayangi Keluargamu

on Tuesday, March 20, 2012 at 9:35am ·

Dalam beberapa hal, terkadang kita telah paham dan tahu resiko dari perbuatan yang kita lakukan.
Namun, meski kita tahu apa yang kita lakukan itu salah, kita sulit untuk meninggalkannya.

Seperti kebiasaan merokok. Banyak sosialisasi untuk memberi pengertian pada masyarakat betapa bahayanya rokok itu.
Tapi, hanya segelintir orang yang mau mendengar dan mengindahkannya.

Padahal, jelas rokok mengandung banyak racun berbahaya bagi manusia. Bukan hanya bagi si perokok tapi juga bagi orang disekitar yang "tak sengaja" menghirup asap yang dikeluar oleh rokok.

Di Israel, merokok itu tabu! Mereka memiliki hasil penelitian dari ahli peneliti tentang Genetika dan DNA yang meyakinkan bahwa nikotin akan merusak sel utama yang ada di otak manusia yang dampaknya tidak hanya kepada si perokok akan tetapi juga akan mempengaruhi “gen” atau keturunannya. Pengaruh yang utama adalah dapat membuat orang dan keturunannya menjadi “bodoh” atau “dungu”.   Walaupun, kalau kita perhatikan, penghasil rokok terbesar di dunia ini adalah orang Yahudi! Tetapi yang merokok, bukan orang Yahudi.

Negara yang mengikuti jejak Israel adalah Singapura. Di Singapura para perokok diberlakukan sebagai warga negara kelas dua. Semua yang berhubungan dengan perokok akan dipersulit oleh pemerintahnya. Harga rokok 1 pak di Singapura adalah 7 US Dollar, bandingkan dengan di Indonesia yang hanya berharga  70 sen US Dollar. Pemerintah Singapura menganut apa yang telah dilakukan oleh peneliti Israel, bahwa nekotin hanya akan menghasilkan generasai yang “Bodoh” dan “Dungu”.

Lalu, mau kah kita selalu "dibodohi" dengan memproduksi dan mengkonsumsi rokok?

Jikalau kau tidak sayang pada dirimu sendiri, setidaknya sayangi keluargamu, terutama anak-anakmu (kelak jika sekarang kau belum punya anak).

 ”Dan Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”(QS. An Nisa : 9)

Rabu, 07 Maret 2012

Jika Kita Disakiti

on Monday, March 5, 2012 at 5:37pm
 ·
Diperlakukan dengan tidak baik, tentu saja membuat kita tidak nyaman. Bahkan terkadang membuat sakit di dalam hati. Memang wajar karena manusia selalu mengharapkan semua berjalan baik dan nyaman sesuai keinginan.
Namun kadang kenyataan tak seperti yang kita harapkan.

Maka apabila anda merasa tersakiti, langkah yang harus anda lakukan adalah :

  1. Memaafkan
              Wah, kok disakiti malah memaafkan to??? Itulah yang sebaiknya kita lakukan.
Tapi???? Ga usah protes dulu ya... Karena itu yang diajarkan dalam Islam.

Coba lihat dalam al Quran surat Ali Imron ayat 133-134 :
"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yag disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Alloh mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan".

Nah lo... siapa yang tidak mau surga. Surga nan indah lagi kekal sangatlah pantas jika dihargai dengan sesuatu yang kelihatannya "sulit" kita lakukan...
Sakit yang kita rasa, kita maafkan karena mengharap surgaNya.

2.  Bersikap Ihksan
                Tetap menjaga sikap terhadap orang yang menyakiti hati kita. Tetap berbuat baik.
Emmm... apalagii ini?? Masa orang kita yang disakiti kok tetap harus berbuat baik, yang bener aja...
Gitu kali ya... But don't worry be happy.. Cause memang seharusnya gitu. Itu amalan 'tingkat tinggi" lho...
Ga percaya...
Rasulullah SAW bersabda, “wahai Uqbah, bagaimana jika kuberitahukan kepadamu tentang akhlak penghuni dunia dan akhirat yang paling utama? Hendaklah engkau menyambung hubungan persaudaraan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, hendaklah engkau memberi orang yang tidak mau memberimu dan maafkanlah orang yang telah menzalimimu.” (HR.Ahmad, Al-Hakim dan Al-Baghawy).

3.   Meyakini bahwa itu takdir dari Alloh
                   Yakin lah bahwa tak ada yang terjadi di alam raya ini kecuali atas sepengetahuan Alloh.
Hatta sampai daun yang jatuh pun tak lepas dari pandangannya.

"Dan pada sisi Allah-lah kunci2 semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata(Lauhul Mahfudz)"  (QS. Al Al An'am : 59)

Jadi, apa pun yang menimpa kita itu semua atas ijin Alloh.
Dan yakin pula apa yang digariskan oleh Alloh, itulah yang terbaik bagi kita.
Mungkin saat itu terjadi kita tak menyadari, namun kelak dikemudiaan hari baru kita tahu hikmah dari setiap kejadian.
Jadi ingat lagu... semua kan ada hikmahnya....

4.   Meg-ikhlas-kan akan menghapuskan dosa.
                Apapun yang menimpa anak adam, berupa kesakitan pasti akan menghapuskan dosa kita.
Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR. Al Bukhari)

Nah, jadi ketika ada yang menyakiti hati kita harusnya kita bersyukur... Kok gitu??
Karena dosa kita berkurang ketika kita ikhlas, sabar atas perbuatan jelek orang kepada kita.
So, tetap smile ya....

5.   Tetap bersikap ramah
                Suliiitttt..... Iya betul tapi emang gini yang rosul ajarkan.
Ingat ya...
Suatu waktu nabi Muhammad SAW pergi ke Thoif untuk mengajak mereka menyembah Alloh. Namun buka sambutan baik yang mereka berikan tetapi cacian, makian, lempara batu dan kotoran.
Seluruh penduduk keluar untuk mengusir Nabi, tak terkecuali anak-anak turut andil melempari nabi.
Wajah dan tubuh nabi terluka. beliau pun bersembunyi di sebuah kebun kurma.
Malaikat penjaga bukit murka, minta ijin menghukum kaum yang durhaka.
Tapi apa jawab nabi yang mulia, "Jangan, aku berharap dari anak keturunan mereka akan menjadi penolong agama Alloh"
Subhanalloh.....

Satu kisah lagi, setiap nabi akan pergi ke masjid ada seorang nenek tua yang meludahinya.
Setiap hari!!! Namun beliau diam saja.
Hingga suatu hari tak diterimanya "hadiah" yang selalu diberikan sang nenek kepadanya.
Selidik punya selidik, sang nenek sakit. sepulang dari masjid nabi menjengguknya.
Memasakkan bubur dan menyuapinya,,,
Allohu Akbar!!!

Bisakah kita???
Insya Alloh kita bisa.
Mari belajar bersama...

Sabtu, 07 Januari 2012

SMS Berkah

on Saturday, January 7, 2012 at 2:39pm

Kemajuan tehnologi membuat segalanya jadi mudah. Hp salah satunya. Menjadikan yang jauh jadi terasa dekat, hanya dengan memencet tombol-tombolnya dan mulai berbicara via udara.

Lebih murah lagi dengan sms. Cukup mengetikkan pesan, kirim, maksud dan tujuan kita tersampaikan hanya dengan hitungan rupiah. Bahkan banyak layanan sms gratis untuk menarik hati para pelangan. Tak tanggung-tanggung 1000 sms tiap hari pun diberikan.

1000 sms sehari? Buat apa?
Sering kali itu muncul dalam benak kita. Menghabiskan 1000 sms dalam 1 hari bukan sesuatu yang mudah, namun jika tidak digunakan hilang dengan sia-sia.

Memanfaatkan sms gratis kita agar "berkah" dengan cara mengirim sms tausiyah/nasehat, sms tips-tips, ataupun sekedar sms ringan yang akan membawa dampak besar.

Salah satu dampak yang kita dapatkan adalah silaturahim akan terjalin erat. Orang yang kita sms akan merasa senang karena kita telah memberi perhatian padanya. Menyambung silaturahim sangat dianjurkan dalam agama Islam. Bahkan dengan silaturahim usia akan diperpanjang, rezeqi pun mudah datang.

Mungkin juga lewat sms kita Allah memberi jawaban atas gundah dan kesedihan hati saudara kita. Membawa inspirasi dikehidupannya, memberi solusi atas masalahnya.
Akhirnya pahala juga yang kita dapatkan, karena telah menunaikan kewajiban sesama saudara untuk saling ingat-mengingatkan.

Bayangkan ketika hati kita sedang gundah, tiba-tiba hp berdering pelan, sebuah sms cantik tertulis di layar,:

"Tuhan, aku titip sahabatku terbaik ini... cubit pipinya jika dia nakal... bimbing langkahnya jika ia lalai... Terangi hatinya dalam dekapan kasih Mu...
Tuhan, satukan kami yang merinduiMu dalam kehidupan abadi di jannahMu... Aamiin.."

Betapa, sebuah sms yang begitu murah dan ringan memberi getar teramat besar bagi sahabat-sahabat kita, saudara-saudara kita.

Manfaatkan sms kita. Mari kita dulang pahala dari sms gratis kita.


Buat sahabatku tercinta: ku tunggu sms penyejuk kalbumu, selalu...

Rabu, 04 Januari 2012

Yang Tak Pernah Kembali

on Wednesday, January 4, 2012 at 4:40pm
 
Kehidupan ini selalu bergerak. Berjalan dan berputar seiring waktu. Ibarat roda berputar pada porosnya.
Setiap waktu membawa sejuta cerita yang berbeda bagi setiap anak manusia.

Kejadian yang kita alami di dunia ini pun selalu berubah. Dan apa yang kita alami tidak mungkin dapat terulang lagi, sama seperti kejadian yang lalu.

Ada beberapa hal dalam hidup ini ketika telah terjadi tidak mungkin kembali lagi.
  1. Kata yang telah terucapkan.
             Ketika lidah bergerak dan kata telah keluar dari mulut dan bibir kita, maka kata yang terucap tidak mungkin kita "ambil" kembali. Ia tidak mungkin kita punggut dan kita telan masuk kembali ke mulut.
Maka tidak salah pepatah yang mengatakan, "mulutmu harimaumu".
             Berpikir sebelum berucap adalah sebuah tindakan yang bijaksana. Bukan sebaliknya, bicara dulu baru berpikir. Lihatlah siapa yang kita ajak bicara. Mengedepankan empati dalam berbicara akan lebih baik lagi. Menempatkan posisi kita pada keadaan jikalau aku yang menerima kata-kata itu. Maka, tak akan ada hati yang terluka oleh ucapan bibir kita.
             Setiap ucapan pun tak lepas dari pengawasan Alloh dan malaikatNya. Di catat sebagai amal yang akan kita pertanggung jawabkan kelak di pengadilanNya.
Maka rosul pun berpesan kepada umatnya tercinta,
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik dan kalau tidak, hendaklah diam." (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).


2. Batu yang telah di lempar
              Batu yang telah di lempar tak akan kembali lagi pada kita. Apa yang telah kita perbuat tidak akan pernah dapat terulang lagi. Ia pun telah dicatat sebagai amalan kita. Baik itu perbuatan baik atau pun perbuatan buruk.
Tidak mungkin memutar ulang waktu untuk mengulangi apa yang telah kita lakukan. Mesin waktu adalah sebuah hayalan yang tidak mungkin akan terwujud. Karena menyalahi sunatullah.
Berhati-hati dalam setiap tindakan dan perbuatan yang kita lakukan, agar tak ada penyesalan di kemudian hari. Menuruti keinginan dan hawa nafsu, serta kenikmatan sesaat hanya akan membawa kesengsaraan abadi di akherat.

3. Kesempatan yang datang menjelang.
              Kesempatan tidak datang dua kali pada kita. Pandai mengambil kesempatan yang ada. Namun tentu saja dengan pertimbangan yang matang. Berpikir matang bukan berarti harus memakan waktu lama, sehingga kesempatan yang datang terlanjur pergi dari hadapan kita. Berpikir matang adalah memikirkan untung dan rugi jika kesempatan ini kita ambil. Bukan untung rugi sebatas di dunia saja, tetapi harusnya sampai masa yang kekal, akherat yang akan datang menjelang.

4. Waktu yang berputar
               Salah satu karakteristik waktu adalah jika ia telah berlalu maka ia tidak akan dapat terulang kembali. Setiap manusia dibekali dengan waktu yang sama, 24 jam dalam sehari. Namun setiap manusia mengunakan waktunya dengan caranya sendiri. Ada yang mampu memanfaatkan untuk kegiatan yang bermanfaat, ada pula orang yang membiarkan waktunya berlalu begitu saja.Berlalu sia-sia.
               Penyesalan akan waktu yang telah berlalu tiada gunanya. Karena kepergiannya untuk selamanya.
"Demi waktu. Sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan beramal sholeh, serta saling ingat mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran".