Kamis, 05 Juli 2012

Rindu Kami Padamu tak Bertepi

on Thursday, July 5, 2012 at 9:59pm ·

Mengawali persahabatanku dan penyatuanku dengan Islam ketika ku baca buku 60 Kharakteristik Sahabat Nabi.
Sebuah buku tebal dengan alih bahasa melayu yang agak asing bagiku.

Membaca buku itu membuatku "gila". Tertawa, tersenyum sendiri ketika menjumpai hal-hal lucu.
Dan menangis ketika menemukan kisah-kisah haru sahabat bersama Nabi Muhammad SAW.
Manusia yang sangat dicintai, dikagumi, dan dibanggakan oleh para sahabat.
Hingga nyawa pun mereka korbankan untuk membelanya.

"Abu Bakar, mengapa engkau menangis?" tanya nabi ketika mereka bersembunyi di sebuah gua pada peristiwa hijrah.
Abu Bakar menjawab, "Kakiku di gigit ular ya Rosululloh, aku takut Engkau terbangun maka aku diam saja"
Abu Bakar menahan sakit sampai air matanya mengalir dan menetes pada pipi Rosul  yang tidur di pangkuannya.

Sepotong kisah, ketika sepasukan kaum muslim tertangkap dan akan digantung, mereka ditanya, "Maukah kalian aku bebaskan dengan ganti Muhammad di posisi kalian?"
Dengan lantang panglima muslim menjawab,"Rosululloh tertusuk duri pun kami tak rela apalagi menganti posisi kami".

Subhanalloh, manusia agung seperti apa yang bisa begitu dicintai sahabat-sahabatnya.
Hingga membawaku masuk dan menyelam untuk tahu lebih dalam.
Dan kutemukan jawabnya.

Meski jauh jarak dan waktu namun getar cinta itu begitu terasa tiap membaca kisahnya, membaca kalam-Nya.
Rasa itu pula yang ingin kubagi kepada adik-adik saat sebuah acara jumpa siswa baru dulu di kotaku.

Saat Outbond di pos terakhir, kami setting menjadi acara benteng pertahanan Nabi.
sebuah lingkaran pagar betis dari adik-adik dan kami katakan Rosululloh ada di dalam lingkaran.

Tak sulit bagi kami mengkondisikan mereka karena semalam telah kami putarkan film tentang perjuangan nabi dan para sahabat.
Teriakan kami mulai memanaskan suasana.
"Nabi ada di dalam lingkaran ini adik-adik, relakah kalian jika ia terluka?! Relakah kalian jika ia terkena lemparan batu kami?! Relakah kalian jika ia kami sakiti?!

Suasana kian panas, lemparan bom air kami, rela mereka terima agar tak bisa masuk lingkaran.
Dan ketika aku berhasil menerobos pagar betis itu, tiba-tiba tanganku ditarik.
Dan diluar dugaan, aku di banting, keras!

Masya Alloh, kulihat beberapa teman pun mulai adu 1 lawan 1. Sebelum suasana tak terkendali, kami hentikan dengan teriakan, cukup dhek sadar, istighfar, karena kulihat adik tadi begitu liar.

Perlahan ia mulai sadar, dan memelukku sambil menangis. Gemuruh itu kurasakan.
Sebuah kecintaan dan tak relaan ketika kekasih hati ingin disakiti.
Meski belum pernah berjumpa, meski belum pernah menatap wajahnya.

Dan di akhir acara, ketika penutupan telah selesai, ia hampiri aku, menjabat erat tanganku seraya berkata, "ana uhibbuki fillah".
Subhanalloh....

Ya rasululloh,, rindu kami padamu tak bertepi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar